6 Tips Meningkatkan Kecerdasan Emosional pada Anak

mybabymine.com - Kecerdasan emosional pada anak sering kali dianggap kurang penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual, padahal ini juga sangat berperan dalam kesuksesan anak di masa mendatang. Lantas, bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional pada anak? Yuk, simak ulasan berikut ini!
Apa itu kecerdasan emosional?
Secara umum, kecerdasan emosional dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosional, atau yang sering disebut dengan emotional quotient (EQ), merupakan satu paket kemampuan dan keahlian yang menentukan bagaimana seseorang mengekspresikan dan memahami dirinya, memahami dan terhubung dengan orang lain, serta menanggapi situasi yang terjadi di kehidupannya sehari-sehari.
Nah, Ayah dan Bunda, berikut ini merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosional, di antaranya:
- Manajemen diri (self-management), yaitu kemampuan dalam mengendalikan diri sendiri. Seseorang dengan kemampuan manajemen diri yang baik dapat mengendalikan perasaan dan perilaku yang muncul secara spontan, mengatur emosi dengan cara yang sehat, teguh terhadap komitmen, dan mampu beradaptasi terhadap kondisi yang terus berubah.
- Kesadaran diri (self-awareness), yaitu kemampuan dalam mengenali diri sendiri. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mengenali emosinya sendiri dan bagaimana emosi tersebut memengaruhi pikiran dan perilakunya. Orang dengan kesadaran diri yang baik juga mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, tetapi tetap memiliki kepercayaan diri.
- Kesadaran sosial (social-awareness), yaitu kemampuan memahami orang lain dan kelompok. Anak dengan kemampuan ini memiliki empati terhadap orang lain, dapat memahami emosi, kebutuhan, dan kekhawatiran orang lain, serta merasa nyaman pada lingkungan sosialnya.
- Manajemen hubungan (relationship management), yaitu kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang baik. Anak yang pandai dalam manajemen hubungan mampu melakukan komunikasi yang baik, menginspirasi dan memengaruhi orang lain, bekerja dengan baik di dalam kelompok, serta mampu memanajemen konflik.
Cara meningkatkan kecerdasan emosional pada anak
Pola asuh orang tua tentunya berperan paling penting dalam perkembangan kecerdasan emosional pada anak.
Berikut 6 cara meningkatkan kecerdasan emosional pada anak yang bisa Ayah dan Bunda lakukan:
- Mengkomunikasikan perasaan. Ayah dan bunda perlu menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan nyaman bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya.
- Mengidentifikasi motivasi. Tujuan yang telah ditetapkan di awal dapat menjadi penggerak untuk anak tetap berjalan. Emosi yang dimiliki anak dapat diarahkan untuk tetap berusaha, meskipun gagal dan berfokus terhadap tujuan.
- Mengajarkan afirmasi positif. Tentunya, Ayah dan Bunda tidak selalu berada di samping anak untuk bisa memberikan motivasi. Oleh karena itu, mengajarkan afirmasi positif, seperti berbicara hal-hal baik terhadap diri sendiri, mampu menumbuhkan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi.
- Fokus terhadap penyelesaian masalah. Ketika dihadapkan dengan masalah, orang tua perlu mengajarkan anak untuk memahami masalah dan berusaha memecahkannya satu per satu dibandingkan meratapi masalah tersebut.
- Membantu melampiaskan emosi. Rasa frustasi dan kemarahan adalah sesuatu yang alami dan lumrah terjadi. Ayah dan Bunda perlu mengajarkan anak cara melampiaskan emosinya, misalnya melalui aktivitas fisik seperti boxing, yang dapat membantu meredakan emosi.
- Memahami emosi orang lain. Belajar mengenal mimik wajah atau hal-hal non-verbal dari orang lain juga dapat membantu anak lebih memahami emosi orang lain, yang nantinya berdampak pada kecerdasan emosionalnya.
Manfaat kecerdasan emosional
Ayah dan Bunda tentu sudah sering melihat di dunia nyata bahwa tidak selalu orang yang paling pintar yang akan berhasil dan menggapai kehidupan yang baik.
Banyak orang dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, tetapi tidak memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang baik mengalami kegagalan dalam hubungan dengan orang lain, bahkan mengalami depresi akibat tidak mampu mengelola masalah yang timbul di kehidupannya.
IQ tentu dapat membantu kita dalam menggapai kesuksesan, seperti mudah memahami pelajaran atau memahami suatu permasalahan, tetapi EQ penting dalam menentukan sikap seseorang terhadap masalah.
IQ dan EQ merupakan aspek penting yang berjalan beriringan tanpa ada yang disepelekan.
Beberapa manfaat yang didapatkan oleh orang dengan EQ yang tinggi, meliputi:
- Kinerja yang baik di sekolah atau dalam pekerjaan. Orang dengan EQ bagus mampu menjaga etos kerja yang baik dan mengatur orang lain, sehingga mampu memberikan kinerja yang lebih baik. Saat ini, sudah banyak perusahaan yang melakukan tes kemampuan EQ sebelum merekrut karyawannya.
- Kesehatan fisik yang baik. Jika seseorang tidak mampu mengelola emosinya dengan baik, kemungkinan besar orang tersebut juga tidak mampu mengelola stresnya. Kemampuan pengelolaan stres yang buruk dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan, seperti berat badan naik, peningkatan tekanan darah, menurunkan kekebalan tubuh, dan mempercepat proses penuaan.
- Kesehatan mental yang baik. Mengendalikan emosi dan stres dapat mencegah penyakit mental lebih lanjut. Orang akan rentan mengidap kecemasan dan depresi jika ia tidak mampu mengelola emosi dan stresnya dengan baik. Akibatnya, ini bisa menghambat kemampuan sosialisasinya, yang nantinya berdampak terhadap kesehatan mentalnya.
Orang tua adalah teladan dan guru pertama untuk mendorong kemampuan sang buah hati. Oleh karena itu, orang tua harus berada di garda terdepan dalam membangun kemampuan anak, termasuk kecerdasan emosionalnya.
Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
-
Referensi :
- HelpGuide. Improving Emotional Intelligence.
- FirstCry Parenting (2018). 14 Tips to Develop Emotional Intelligence (EQ) in Children.
- Favieri et al. 2021. Emotional regulation and overeating behaviors in children and adolescents: a systematic review. Behav Sci (Basel). 11 (1): 11.