ornamen

Anak Mengalami Mimpi Buruk? Ini Penyebab dan Solusinya!

mybabymine.com - Apakah anak Ayah dan Bunda sering terbangun di tengah malam, lalu menangis histeris? Atau anak berteriak mencari Ayah dan Bunda?

Bisa jadi itu pertanda si Kecil mengalami mimpi buruk. Bahkan, saat Ayah dan Bunda menenangkannya pun, ia tetap saja "rewel".

Apa sebenarnya yang menyebabkan anak mengalami mimpi buruk? Benarkah karena diganggu hantu atau makhluk halus?

Simaklah ulasan berikut!

Seperti apa mimpi buruk yang dialami oleh anak?


Mimpi buruk adalah mimpi yang jelas menakutkan. Sebagian besar yang dialami oleh anak terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada dini hari.

Ini bisa menyebabkan anak terbangun dengan perasaan takut dan kesal. Bahkan, ada yang merasa trauma.

Kebanyakan anak mengalami mimpi buruk saat usia 3 dan 6 tahun. Hal itu dikarenakan otaknya yang mulai berkembang, dan juga mendapatkan hal-hal baru setiap harinya.

Beberapa anak mungkin saja memiliki mimpi yang berbeda setiap kali. Namun, ada juga yang mengalami mimpi buruk yang sama berulang kali.

Apa penyebab mimpi buruk pada anak?


Mimpi buruk yang terjadi sesekali adalah normal. Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir, apalagi jika si Kecil memiliki imajinasi yang luas.

Kondisi tersebut memang dapat membuatnya bermimpi buruk.

Namun, jika anak mengalami mimpi buruk yang berulang, atau sangat buruk, itu bisa disebabkan oleh tubuh yang kelelahan atau stres di siang hari.

Peristiwa traumatis juga dapat menyebabkan anak mengalami mimpi buruk.

Jika anak sudah mengalami beberapa jenis peristiwa traumatis, ia mungkin saja mengalami mimpi buruk tentang hal itu selama beberapa minggu atau bulan sesudahnya.

Misalnya, melihat kekerasan secara langsung atau kejadian buruk lainnya.

Jika anak mengalami mimpi buruk berulang kali, cobalah cari tahu pemicunya.

Ini bisa disebabkan oleh permainan tertentu, acara TV, mainan di kamar tidurnya, atau pola kayu di pintu yang mungkin terlihat menyeramkan.

Jika Ayah dan Bunda bisa mengetahui penyebabnya, mimpi buruk yang mengintai si Kecil pun bisa dihentikan.

Tips menenangkan anak saat mengalami mimpi buruk


Berikut tips untuk menenangkan anak yang baru saja mengalami mimpi buruk:

  • Jika anak sampai terbangun karena mimpi buruk, jelaskan bahwa itu adalah mimpi yang buruk. Ayah dan Bunda bisa meyakinkan si Kecil bahwa semuanya baik-baik saja, membuatnya merasa aman dan tentram, serta mendapatkan perlindungan dari Ayah dan Bunda.
  • Ayah dan Bunda juga bisa mengajarkannya untuk berdoa sebelum tidur, agar si Kecil bisa lebih tenang.
  • Hindari mengabaikan rasa takut atau mengatakan bahwa mimpi buruk adalah hal yang konyol atau lelucon. Ayah dan Bunda harus tahu bahwa mimpi buruk bisa tampak sangat nyata bagi si Kecil.
  • Jika anak bermimpi tentang hantu atau monster, jelaskan bahwa monster tersebut tak bisa menyakiti dirinya. Ajarkan si Kecil untuk melawan rasa takutnya.
  • Bersabarlah jika si Kecil berbicara tentang mimpi buruk pada hari berikutnya. Dengarkan kekhawatiran si Kecil dan jangan mengabaikan atau meremehkannya. Hal ini dapat mengurangi ketakutan emosionalnya.
  • Jika si Kecil mulai lupa dengan mimpi buruk, Ayah dan Bunda jangan lagi membahasnya.
  • Selama 30-60 menit sebelum tidur, jangan biarkan ia menonton film atau acara TV yang menakutkan, atau membacakan cerita pengantar tidur yang menyeramkan. Pilihlah kegiatan yang menyenangkan, misalnya bercerita mengenai dongeng si Kancil atau hewan lucu lainnya.
  • Di sisi lain, Ayah dan Bunda disarankan juga untuk tidak terlalu memanjakan atau memberikan perhatian berlebihan saat si Kecil mengalami mimpi buruk. Ajarkan ia untuk berani menghadapinya.

Ayah dan Bunda tidak perlu malu untuk meminta bantuan profesional, misalnya ke dokter anak atau psikolog jika berkaitan dengan peristiwa traumatis si Kecil.

Bantuan sangat dibutuhkan jika si Kecil mengalami mimpi buruk secara terus-menerus, atau jika si Kecil baru saja mengalami kejadian traumatis. 

Apa itu teror malam?


Selain mimpi buruk, anak bisa saja mengalami teror malam, yaitu panik selama beberapa jam pertama tidur di malam hari, dan ini berbeda dari mimpi buruk.

Anak dengan teror malam biasanya bangun dalam beberapa jam pertama tidurnya, lalu terlelap sebentar, kemudian terbangun lagi dan histeris.

Akibatnya, tidur anak jadi terganggu dan tidak tenang. Si Kecil pun akan berteriak atau memanggil Ayah dan Bunda.

Teror ini dapat bertahan selama beberapa menit, terkadang hingga setengah jam atau lebih.

Biasanya, mata si Kecil terbuka lebar, tetapi menatap dan tidak fokus. Ini bisa sangat menakutkan bagi Ayah dan Bunda.

Sebagian besar teror malam disebabkan oleh stres, diet, atau perilaku orang tua.

Dalam beberapa kasus, suhu tubuh juga dapat menyebabkan teror malam saat sakit. Terkadang, ini juga bisa diturunkan dalam keluarga.

Kesimpulan

Anak memang dapat mengalami mimpi buruk. Entah itu karena kelelahan, stres, atau peristiwa traumatis yang dialaminya.

Namun, seiring bertambahnya usia anak, otaknya pun mulai bisa menghadapi mimpi buruk tersebut dengan tenang.

Mereka bisa terbangun, lalu tersadar bahwa itu hanyalah mimpi.

Ayah dan Bunda juga bisa memuji si Kecil saat dia sudah berani mengalahkan mimpi buruknya.

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita

  • Referensi :

    • Cleveland Clinic (2020). Nightmares in Children.
    • Pregnancy Birth and Baby (2021). Nightmares and Night Terrors in Children.
    • Raising Children (2021). Nightmares.