ornamen

Diare pada Anak: Penyebab, Gejala dan Penanganannya

mybabymine.com - Setiap anak pasti pernah mengalami diare. Saat anak sudah mulai makan, maka saluran pencernaannya akan terpapar banyak hal, termasuk hal-hal yang menyebabkan diare.

Diare yang terjadi pada anak memerlukan perhatian khusus oleh orang tua karena dapat menyebabkan kondisi gawat darurat.

Ayah dan Bunda harus teliti dan paham akan kondisi sang anak. Pengetahuan Ayah dan Bunda penting agar penanganan pada anak yang diare tidak terlambat. 

Untuk mengetahui lebih dalam tentang diare yang terjadi pada anak, yuk simak artikel berikut!

Diare pada Anak: Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Diare pada anak

Diare dapat diartikan sebagai Buang Air Besar (BAB) yang terjadi lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi BAB yang cair.

Diare ini bisa terjadi secara akut maupun kronik. Diare akut akan terjadi dalam waktu 1-2 hari saja, sedangkan diare kronik dapat terjadi hingga 2 minggu.

Diare merupakan masalah pencernaan yang umum terjadi, dan biasanya akan berlangsung dalam waktu 1-2 hari saja.

Jika sang anak mengalami diare lebih dari 2 hari maka tidak menutup kemungkinan bahwa ada masalah serius yang terjadi pada anak.

Penyebab diare pada anak


Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti:

  • Infeksi bakteri
  • Infeksi virus
  • Masalah dalam mencerna makanan (intoleransi makanan), seperti susu sapi
  • Respon imun terhadap makanan tertentu (alergi)
  • Parasit di dalam usus
  • Reaksi terhadap obat-obatan
  • Penyakit pada saluran pencernaan, seperti penyakit peradangan usus
  • Masalah pergerakan dan fungsi usus

Faktor lain yang dapat menjadi penyebab terjadinya infeksi pada anak adalah lingkungan. Air atau sanitasi yang buruk merupakan sumber kuman bakteri.

Apabila Bunda memasak makanan tidak matang, menyiapkan dan menyuapi anak tanpa mencuci tangan, dan menyiapkan makanan dengan lokasi dapur di dekat toilet, maka bisa meningkatkan risiko sang anak mengalami diare.

Selain itu, anak yang ikut berpergian ke tempat jauh, baik ke luar kota atau luar negeri, juga memiliki risiko mengalami diare yang dialami wisatawan (traveler's diarrhea).

Tanda dan gejala anak dengan diare

Pada masing-masing anak mungkin akan memunculkan gejala yang berbeda. Gejala yang mungkin terjadi adalah:

  • BAB lebih dari 3 kali dalam 24 jam
  • Nyeri perut
  • Mual 
  • BAB diserta darah dan/atau lendir
  • Dehidrasi: anak malas minum, cenderung mengantuk terus, mata cekung, bibir dan air mata kering, ubun-ubun besar cekung.

Saat anak mengalami diare, cairan di dalam tubuhnya akan terbuang sehingga jika anak mengalami diare yang cukup marah perlu diperhatikan status dehidrasinya.

Jika sang anak sudah mulai menunjukkan gejala dehidrasi, jangan berpikir dua kali untuk membawa anak ke unit gawat darurat (UGD) atau ke klinik terdekat.

Penanganan diare pada anak di rumah


Anak masih dapat dirawat di rumah, kecuali jika sang anak mengalami hal-hal seperti tidak mau minum, selalu muntah saat diberikan makan atau minum, diare yang sangat sering, dan penurunan kesadaran.

Selama anak masih bisa dirawat di rumah, beberapa hal di bawah ini bisa Ayah dan Bunda lakukan.

1. Beri pengganti cairan

Ayah dan Bunda bisa memberikan oralit yang sudah dilarutkan ke dalam air. Oralit dapat menggantikan elektrolit yang hilang akibat diare.

Ayah dan Bunda juga dapat membuatnya dengan mencampur gula dan garam ke dalam air putih.

2. Beri makanan bergizi

Jika anak masih minum ASI, maka ASI dapat diberikan dengan frekuensi yang sering. Anak yang sudah mulai makan dapat diberikan makan sedikit demi sedikit dengan frekuensi yang sering juga. Hal ini mencegah terjadinya malnutrisi akibat diare.

3. Beri suplemen zinc

Suplemen zinc dapat diberikan sesuai usianya. Ayah dan Bunda bisa mendapatkannya dari resep dokter atau apotik.

Zinc berfungsi untuk menurunkan kemungkinan berulangnya diare pada anak. Selain itu juga dapat mempercepat penyembuhan.

4. Konsultasi ke dokter 

Jika anak sudah menunjukkan tanda dehidrasi atau sulit untuk Ayah dan Bunda memberikan cairan maupun makanan, maka lebih baik untuk mendatangi dokter.

Dokter bisa mengganti cairan dan elektrolit yang hilang melalui cairan infus. Makanan juga bisa diberikan melalui selang sonde jika anak selalu muntah. Selain itu, dokter bisa meresepkan antibiotik jika memang diperlukan.

Pencegahan diare pada anak

Untuk mencegah terjadinya diare pada anak, sebaiknya Ayah dan Bunda lakukan beberapa hal berikut: 

  • Sanitasi yang baik untuk mendapatkan air yang bersih
  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Rajin mencuci tangan, yakni saat menyiapkan makan, sebelum makan, dan setelah dari toilet
  • Memberikan ASI eksklusif pada anak
  • Vaksinasi rotavirus
  • Selalu memasak makanan hingga matang

Diare menjadi penyebab kematian kedua pada anak usia di bawah 5 tahun. Namun, kondisi ini sangat bisa dicegah dan diobati.

Diare juga bisa menjadi penyebab terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda harus memahami kondisi ini agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

Editor & Proofreader: Putri Rahayu

  • Referensi :

    • WHO (2017). Diarrhoeal disease. 
    • Hopkinsmedicine. Diarrhea in children.
    • PPM IDAI (2009). Diare Akut.