ornamen

Hati-Hati, Tersedak Bisa Bikin Bayi Meninggal Dunia!

mybabymine.com - Bayi tersedak adalah kejadian menakutkan di mata Ayah dan Bunda.

Meski terlihat sepele, tersedak bisa membuat jalan napas bayi tertutup. Ini dapat merusak proses oksigenasi dan ventilasi.

Ketika bayi tidak mendapatkan cukup udara, kerusakan otak permanen pun dapat terjadi hanya dalam waktu 4 menit. Dampaknya, sangat mengerikan jika dibayangkan, bayi bisa saja meninggal dunia.

Kejadian bayi tersedak cukup banyak. Di Amerika Serikat misalnya, setiap tahun, ada lebih dari 12.000 anak dievaluasi di departemen darurat untuk episode yang berhubungan dengan tersedak.

Bahkan, setiap 1 bayi meninggal dalam 5 hari akibat tersedak. 

Oleh karena itu, Ayah dan Bunda harus mengetahui penyebab, ciri-ciri, dan cara mencegah bayi tersedak. Hal ini bertujuan agar Ayah dan Bunda bisa segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan nyawa si Kecil. 

Apa penyebab bayi tersedak?


Menurut AAP, tersedak adalah penyebab utama cedera dan kematian pada anak-anak usia 3 tahun ke bawah di Amerika Serikat.

Itu karena saluran udara kecil pada bayi mudah terhalang dan bayi belum mampu batuk untuk mengusir obstruksi jalan napasnya.

Secara alami, bayi punya rasa keingintahuan dan suka menjelajahi lingkungan di sekitarnya. Di usia 6 bulan, salah satu tonggak perkembangan pada bayi, termasuk membawa benda ke mulut. Sayangnya, ini dapat menyebabkan bayi tersedak.

Kondisi kesehatan juga dapat meningkatkan risiko tersedak, menurut Mayo Clinic.

Bayi yang memiliki gangguan menelan, gangguan neuromuskuler, penundaan perkembangan, dan cedera otak traumatis berisiko lebih tinggi untuk tersedak dibandingkan dengan anak yang lain.

Selain itu, bayi yang baru lahir juga dapat mencekik hal-hal seperti susu, lendir, atau muntah.

Menurut CDC, laju tersedak bayi adalah yang tertinggi untuk bayi di bawah 1 tahun. Makanan adalah penyebab paling umum dari bayi tersedak, bahkan mencapai 50% dari insiden.

Namun, ada juga kisah-kisah menakutkan tentang anak-anak yang tersedak mainan, anggur, dan bahkan makanan ringan bayi.

Jenis perilaku tertentu selama makan, misalnya sambil bermain, juga dapat menyebabkan tersedak bayi.

Ciri-ciri bayi tersedak

Saat anak tersedak, dia akan mengalami beberapa tanda berikut ini:

  • Terdengar suara aneh dari mulutnya, seperti berusaha menelan sesuatu.
  • Napas yang sulit dan berisik.
  • Ketidakmampuan untuk menangis atau membuat banyak suara.
  • Kulit kebiruan atau warna bibir.
  • Batuk yang lemah.
  • Suara lembut, melengking, atau bernada tinggi saat menghirup.
  • Kehilangan kesadaran (tidak responsif), jika penyumbatan tidak segera ditangani.

Cara mencegah bayi tersedak

Tingkat tersedak pada anak tertinggi terjadi pada bayi yang lebih muda dari 1 tahun atau bayi berusia beberapa bulan.

Berikut upaya pencegahan tersedak pada bayi yang dapat Ayah dan Bunda lakukan:

1. Menghindari bahaya tersedak.


Objek kecil, seperti makanan dan permen, menjadi penyebab tersedak yang paling umum.

Namun, perilaku makan tertentu (seperti makan saat terganggu) serta barang -barang dan mainan rumah tangga sehari -hari juga dapat menyebabkan tersedak.

2. Tepat waktu pengenalan makanan padat.

Bayi membutuhkan keterampilan motorik yang efektif untuk dapat menelan makanannya.

Memperkenalkan bayi dengan makanan padat terlalu dini dapat menyebabkan bayi tersedak.

Jadi, tunggu sampai bayi berusia setidaknya 4 bulan untuk Bunda memperkenalkan makanan padat yang dihaluskan.

3. Hindari makanan berisiko tinggi.

Jangan memberi bayi hot dog atau sosis, potongan besar daging, keju, anggur atau ceri, sayuran mentah atau potongan buah, kecuali jika dipotong kecil untuk menghindari tersedak.

Juga hindari memberi bayi makanan keras, seperti kuaci, kacang-kacangan, pretzel, popcorn, dan permen keras, yang tidak dapat diubah untuk menjadikannya pilihan yang aman.

Jangan lupa bahwa roti atau kerupuk, buah kering (terutama kismis) bisa membuat bayi mengalami bahaya tersedak juga.

Makanan berisiko tinggi lainnya termasuk selai kacang, marshmallow, beruang bergetah, dan permen karet.

4. Mengawasi waktu makan.

Seiring bertambahnya usia bayi, pastikan bayi menghindari bermain, berjalan, atau berlari saat makan.

Ajarkan anak untuk fokus saat makan. Ingatkan anak untuk mengunyah dan menelan makanan sebelum berbicara.

Dorong anak untuk mengambil gigitan kecil, dan hindari memasukkan banyak makanan ke dalam mulutnya. 

5. Mengevaluasi mainan dengan hati-hati.

Sebagai pengingat, jangan biarkan bayi atau balita bermain dengan balon lateks atau sarung tangan vinil, yang merupakan bahaya tersedak yang sangat berbahaya saat kempes atau pecah.

Juga hindari bola kecil, kelereng, atau mainan yang mengandung bagian kecil atau tidak sesuai dengan usianya.

Selalu periksa ulang pedoman usia saat membeli mainan dan secara teratur memeriksa mainan untuk memastikan mereka dalam kondisi baik.

6. Jauhkan benda berbahaya dari jangkauan.

Barang-barang rumah tangga umum yang tampaknya tidak berbahaya bisa menjadi bahaya tersedak. Ini termasuk koin, baterai, kancing, dadu, sekrup, perhiasan (seperti anting-anting), krayon, dan penghapus.

Meski terlihat sepele, tersedak bisa menjadi salah satu kejadian berbahaya pada bayi. Jika tidak segera ditangani, bayi akan meninggal dunia, karena jalan napasnya tertutup dengan benda asing.

  • Referensi :

    • Baby List (2021). Choking in Babies: How to Help & Prevent Choking.
    • Healthline (2020). How to Help a Choking Baby.
    • New Health Advisor. Baby Choking on Saliva: Causes and Solutions.
    • Smart Paarenting (2019). A Choking Baby Is Often Silent. How to Tell the Signs and Keep Your Baby Safe.