ornamen

Ini Bedanya Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak

mybabymine.com - Alergi susu dan intoleransi laktosa terlihat mirip. Mungkin Ayah dan Bunda sulit untuk mengetahui si Kecil memiliki gejala intoleransi laktosa atau alergi susu.

Bahkan, ini termasuk pertanyaan yang sering diajukan para orang tua ke dokter saat memeriksakan anaknya. Apalagi, melihat gejalanya yang mirip.

Beberapa gejala intoleransi laktosa dan alergi susu yang mungkin sama adalah:

  • Diare.
  • Mual, terkadang muntah.
  • Kram perut.
  • Kembung.
  • Bergas.

Namun, tetap saja keduanya berbeda. Jika alergi mengintai sistem imun tubuh, intoleransi laktosa menyerang sistem pencernaan anak.

Cari tahu lebih lanjut tentang perbedaan alergi susu dan intoleransi laktosa pada anak dalam artikel berikut!

Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak

Intoleransi laktosa


Intoleransi laktosa adalah masalah pada pencernaan. Jadi, meski kondisi ini menimbulkan banyak ketidaknyamanan, tidak akan menghasilkan reaksi yang mengancam jiwa, seperti anafilaksis.

Anak-anak yang mengalami ini, tubuhnya tidak dapat memproduksi laktase, yaitu enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa.

Alih-alih mencerna secara normal di perut dan usus kecil, laktosa yang tidak tercerna bergerak ke usus besar anak, yang kemudian dipecah oleh bakteri dan menyebabkan perut kembung dan bergas.

Inilah yang menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi biasanya, tidak berbahaya.

Laktosa sendiri merupakan gula yang ditemukan dalam susu yang diproduksi oleh semua mamalia, termasuk manusia.

Terkadang, orang tidak menghasilkan cukup enzim laktase di ususnya untuk memecah laktosa.

Penyebabnya bisa karena kondisi genetik langka, di mana mereka dilahirkan tanpa enzim laktase sama sekali, yang disebut juga dengan intoleransi laktosa primer.

Namun, banyak juga orang mengembangkan kondisi ini di kemudian hari, setelah berusia 5 tahun. 

Bayi dan anak kecil dapat menjadi tidak toleran terhadap susu jika lapisan ususnya rusak karena penyakit, seperti gastroenteritis (infeksi pada dinding saluran pencernaan). 

Kondisi ini disebut juga dengan intoleransi laktosa sekunder, dan akan hilang begitu usus sembuh. Biasanya, akan butuh waktu lebih dari beberapa bulan.

Gejala intoleransi laktosa

Beberapa gejala umum intoleransi laktosa yang dapat dialami oleh anak adalah:

  • Sakit perut dan kembung.
  • Terasa seperti masuk angin, badan meriang.
  • Diare.
  • Perut bergemuruh.
  • Pada bayi disertai dengan ruam popok.
  • Tantrum, termasuk rewel.
  • Berat badan susah naik.

Jika intoleransi laktosa disebabkan oleh gangguan pencernaan, maka Bunda harus menyusui.

Namun, jika si Kecil diberi susu formula, bicarakan dengan dokter atau perawat kesehatan sebelum beralih ke formula rendah laktosa atau bebas laktosa.

Saat usia si Kecil bertambah, Bunda perlu mengurangi, tetapi tidak menghilangkannya dari diet si Kecil.

Anak juga masih dapat mengonsumsi keju, yogurt, produk kedelai yang diperkuat kalsium, mentega, dan krim. Dokter atau ahli diet akan memberi tahu Bunda terkait diet laktosa untuk si Kecil.

Si Kecil juga mungkin menjalani beberapa tes, termasuk tes napas untuk mengukur hidrogen dalam napasnya, atau mengurangi jumlah asupan susu untuk melihat apakah gejalanya membaik, yang dikenal juga sebagai diet eliminasi.

Alergi Susu


Alergi susu cenderung muncul dalam tahun pertama kehidupan, di saat sistem pencernaan bayi masih belum matang.

Tidak heran jika intoleransi laktosa dapat berkembang sejak masa kanak-kanak hingga remaja, dan bisa menjadi 'lebih terlihat' hingga dewasa.

Alergi susu sendiri melibatkan sistem kekebalan tubuh, dan ini adalah salah satu alergi makanan paling umum yang terjadi pada anak.

Biasanya, alergi ini akan menghilang saat mereka mencapai usia sekolah. 

Dalam kasus alergi susu, tubuh si Kecil bereaksi terhadap protein dalam susu dan produk olahannya, termasuk keju atau yogurt, seolah-olah protein tersebut adalah musuh berbahaya.

Tubuh si Kecil akan melepaskan zat yang menyebabkan gejala alergi saat bereaksi terhadap protein dalam susu.

Gejala alergi susu

Gejala alergi susu dapat berbeda pada setiap anak. Bunda tidak bisa menyamakan gejala yang dialami si Kecil dengan anak lain.

Namun, ada beberapa gejala umum yang dialami, yaitu:

  • Gatal atau kesemutan di sekitar bibir atau mulut.
  • Pembengkakan bibir, lidah, atau tenggorokan.
  • Batuk atau sesak napas.
  • Muntah.
  • Diare, yang mungkin mengandung darah.
  • Kram perut.
  • Pilek.
  • Mata berair.
  • Kolik (pada bayi).
  • Gatal-gatal (urtikaria).
  • Tenggorokan yang bengkak atau kencang.

Anafilaksis


Alergi susu dapat menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi yang mengancam jiwa, karena mempersempit saluran udara dan dapat menghalangi pernapasan. 

Anafilaksis adalah keadaan darurat medis yang harus segera dibawa ke ruang gawat darurat (UGD) .

Kondisi ini juga membutuhkan perawatan dengan penanganan epinefrin atau adrenalin (EpiPen, adrenaclick, dan sejenisnya) .

Tanda dan gejalanya dapat dimulai segera setelah anak minum susu, yang mencakup:

  • Penyempitan saluran udara, termasuk tenggorokan bengkak yang membuat anak sulit bernapas.
  • Wajah bengkak.
  • Gatal.
  • Syok, dengan penurunan tekanan darah yang nyata.

Jika si Kecil alergi terhadap susu, Bunda harus benar-benar menghilangkan produk susu dari makanan atau minumannya. Selalu ikuti saran dokter atau spesialis alergi dan baca label makanan dengan cermat.

Jika harus diberikan susu formula, Bunda dapat menggunakan formula protein kedelai (kecuali anak juga alergi terhadap kedelai), formula terhidrolisis (EHF), atau formula berbasis asam amino (AAF) yang luas.

Jangan gunakan formula yang terbuat dari susu sapi, susu kambing, susu domba, dan sejenisnya.

Lebih penting lagi, Ayah dan Bunda jangan mendiagnosa sendiri bahwa anak mengalami alergi susu atau intoleransi laktosa. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah memeriksakannya langsung ke dokter.

Tim medis akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, meninjau riwayat gejala apa pun, memesan tes tambahan, dan merujuk ke ahli alergi anak bila diperlukan.

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita

  • Referensi :

    • Cleveland Clinic (2020). 5 Can’t-Miss Signs That Your Child Is Lactose Intolerant.
    • Healthline (2022). Dairy Allergy vs. Lactose Intolerance: What's the Difference?
    • Healthy Children (2016). Lactose Intolerance in Infants & Children: Parent FAQs.
    • Hegar B, Widodo A. 2015. Lactose intolerance in Indonesian children. Asia Pac J Clin Nutr. 24 Suppl 1: S31-40.
    • WebMD (2021). Lactose Intolerance vs. Dairy Allergy.