ornamen

Kapan Anak Perlu Dibelikan Mainan?

mybabymine.com - Mengikuti siklus merawat si Kecil, bayi yang baru lahir melelahkan untuk Bunda. Apalagi, Bunda harus menunggu sampai ia bisa berinteraksi.

Mulai dari berbicara dengan bayi sejak dilahirkan, hingga akhirnya si Kecil bisa "mengoceh" sendiri. Kemudian, si Kecil mulai bisa bermain sendiri. Biasanya, dengan tangan atau kakinya, yang sesekali diayun atau diisap.

Lalu, kapan sebaiknya anak dibelikan mainan? Apakah butuh sejak pertama kali ia dilahirkan? Cek faktanya di sini!

Kapan anak perlu dibelikan mainan?

1. Mulai usia 2 bulan


Sejak bayi mulai berusia 2 bulan, dia akan tertarik dengan berbagai benda di sekitarnya. Ayah dan Bunda boleh membelikannya mainan yang sesuai untuk usianya.

Misalnya, kerincingan atau boneka yang aman jika dimasukkan ke mulutnya. Ingat, mainan untuk anak tidak boleh tajam di sisi ujungnya.

Di usia ini, Ayah dan Bunda juga harus mengajarkannya untuk tidak memasukkan hal lain selain makanan atau minuman ke dalam mulut.

2. Usia 4 bulan


Bayi berusia 4 hingga 6 bulan mulai mengembangkan kekuatannya. Ia sudah mulai bisa meraih dan memukul hal-hal dengan gerakan tangannya.

Ini adalah waktu terbaik untuk memperkenalkan si Kecil dengan mainan yang membuat suara ketika mereka memukulnya.

Ayah dan Bunda bisa memberikan mainan seperti bola empuk atau mainan yang mengeluarkan bunyi ketika disentuh. Hal tersebut bisa menarik perhatian si Kecil.

Mainan edukasi, seperti yang mengeluarkan bunyi suara hewan, juga bisa Bunda berikan kepada si Kecil.

Jangan berikan mainan dengan ukuran yang terlalu kecil, karena dikhawatirkan anak akan memasukkannya ke dalam mulut atau menggigitnya. Hal tersebut bisa membuat si Kecil tersedak.

3. Usia 6 bulan


Selama periode ini, Ayah dan Bunda akan melihat si Kecil tumbuh dengan cepat. Bayi pun semakin penasaran dengan semua hal yang ada di sekitarnya.

Ayah dan Bunda bisa mulai melatih kemampuan motoriknya, salah satunya dengan permainan lempar dan tangkap dengan bola atau boneka.

Di usia ini, si Kecil juga mulai bisa merangkak. Ayah dan Bunda boleh mengenalkan mainan yang bisa bergerak sambil mengeluarkan suara, agar si Kecil bisa mengejarnya.

Namun, harus tetap diawasi, ya.

Contoh mainan yang bisa Ayah dan Bunda berikan adalah:

  • Mainan dengan tekstur yang lembut dan aman.
  • Mainan yang menghasilkan musik.
  • Kerincingan atau mainan yang diguncangkan.
  • Cermin yang tidak bisa dipatahkan.

Bagaimana cara memilih mainan untuk anak?

Faktor yang perlu dipertimbangkan saat membelikan mainan untuk anak:

  • Ayah dan Bunda harus mengetahui kapan anak mulai bermain dengan mainan, dan mainan apa yang sesuai untuk kelompok usianya.
  • Ayah dan Bunda juga harus berbelanja mainan yang tepat. Disarankan untuk tidak pernah membeli mainan acak yang dilihat di toko-toko mainan.
  • Ketika anak bertambah usia, cari mainan yang lembut dan mudah dipahami. Ia juga akan menikmati mainan dengan tekstur yang berbeda.
  • Pilih mainan yang tidak beracun atau aman bagi si Kecil ketika dimasukkan ke dalam mulutnya. Hindari mainan yang mudah rusak.

Adapun tips memilih mainan untuk anak adalah:

  • Warna: sangat penting untuk memperkenalkan warna pada bulan-bulan awal setelah kelahiran. Selama waktu ini, satu-satunya warna yang dapat mereka lihat dan bedakan antara putih dan hitam saja. Jadi, membawa mainan dengan warna-warna cerah akan cukup menarik perhatiannya.
  • Suara: anak menikmati bermain dengan mainan yang menciptakan suara. Pastikan suaranya tidak terlalu keras.
  • Gerakan: anak juga cenderung memilih mainan yang bergerak, karena bagi mereka, mainan seperti itu lebih menarik.
  • Bahan: pastikan mainan yang Ayah dan Bunda beli terbuat dari material ramah anak (kids-friendly).

Hiburan menyenangkan lainnya juga termasuk buku bergambar atau kain yang menampilkan lirik lagu, sajak anak-anak, atau suara binatang yang mendorong kemampuan verbal dan belajar aneka suara yang berbeda.

Tips bermain menyenangkan dengan si Kecil


Tidak peduli berapa banyak mainan yang dimiliki, si Kecil pasti lebih mudah bosan.

Ayah dan Bunda tetap tidak boleh melepaskan pengawasan terhadap si Kecil meski ia sedang asik bermain. Perlu diketahui, si Kecil lebih memilih Ayah dan Bundanya.

Faktanya, lebih penting bagi Ayah dan Bunda untuk menghabiskan waktu bermain dengan si Kecil daripada hanya memberikan banyak mainan, tetapi tidak berinteraksi dengan si Kecil.

Jadi, cobalah lakukan beberapa tips bermain menyenangkan dengan anak di bawah ini:

  • Bicaralah dan buat wajah lucu saat Ayah dan Bunda bermain. Hal ini untuk memberi si Kecil stimulasi ekstra.
  • Baca buku, dengarkan musik, dan bernyanyi bersama, bahkan dalam beberapa bulan pertama sebelum si Kecil mulai bermain dengan mainannya sendiri.
  • Setelah si Kecil berusia sekitar 2 bulan, pastikan dia mulai belajar tengkurap setiap hari untuk membantu membangun kekuatannya.
  • Jangan pernah menggunakan TV atau gadget sebagai pengasuh atau menarik perhatian si Kecil. Hal tersebut dikhawatirkan membuat sistem motoriknya sulit terbangun.

Si Kecil memiliki rentang perhatian yang pendek. Jadi, perhatikan tanda-tanda bahwa dia mungkin lelah bermain, termasuk memalingkan kepalanya, menangis, melengkungkan punggungnya, menguap, tertidur, dan rewel.

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita

  • Referensi :

    • Firstcry Parenting (2022). When Do Babies Start To Play With Toys.
    • NewFolks (2021). When do babies start playing with toys? What you need to know.
    • Sleep Baby (2020). Baby Toys: A Playtime Guide for Every Age.
    • What to Expect (2021). When Do Babies Start Playing With Toys?