Ketahui 6 Mitos tentang Kejang pada Anak

mybabymine.com - Siapa pun pasti akan panik saat melihat si buah hati mengalami kejang. Ini adalah gejala yang sangat tidak diharapkan orang tua terjadi pada anaknya.
Di dalam otak, terdapat sel-sel saraf yang saling berkomunikasi satu sama lain melalui aktivitas listrik.
Nah, kejang dapat terjadi ketika satu atau lebih bagian pada otak mengalami aktivitas listrik yang abnormal, sehingga mengganggu fungsi normal otak. Aktivitas listrik abnormal ini dapat terjadi karena demam tinggi, gula darah tinggi atau rendah, atau adanya gegar otak.
Kejang pada anak dapat menyebabkan perubahan kesadaran, perilaku, memori, atau pun perasaannya. Jika ini terjadi sebanyak dua kali atau lebih tanpa penyebab yang jelas, dapat dikatakan bahwa sang anak memiliki kondisi epilepsi.
Lantas, apa saja sih mitos tentang kejang pada anak yang harus Ayah dan Bunda ketahui? Yuk, cek di sini!
Penyebab kejang pada anak
Kejang pada anak dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:
- Aktivitas sinyal kimia pada sel saraf di otak (neurotransmitter) yang abnormal.
- Demam tinggi.
- Infeksi saraf pusat.
- Inflamasi atau peradangan.
- Cedera kepala.
- Tumor otak.
- Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Kejang yang umum terjadi pada anak adalah kejang demam, yaitu kejang yang dipicu oleh demam tinggi tanpa sebab lain (seperti infeksi saraf pusat). Terjadinya kejang demam ini juga dapat dipengaruhi oleh adanya riwayat yang sama pada keluarga.
6 Mitos kejang pada anak yang harus diketahui
1. Meletakkan sesuatu ke dalam mulut anak yang sedang kejang.
Saat anak sedang mengalami kejang, jangan pernah meletakkan benda apa pun ke dalam mulutnya.
Biasanya, benda yang paling sering digunakan para orang tua untuk mengganjal mulut anak yang kejang adalah sendok. Hal ini tentu tidak benar, karena dapat melukai mulut sang anak.
Nah, daripada meletakkan benda ke dalam mulut si Kecil, Ayah dan Bunda dapat memposisikan sang anak dengan posisi miring dan letakkan alas yang empuk di bawah kepalanya. Posisi ini dapat mengamankan saluran napas anak saat kejang.
2. Menahan tubuh anak yang sedang kejang.
Setiap orang yang melihat anak mengalami kejang pasti ingin membantu menghentikannya. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah menahan tubuh anak yang sedang kejang.
Faktanya, hal ini merupakan cara yang salah, karena dapat mengakibatkan cedera pada otot hingga tulang anak.
Ayah dan Bunda lebih baik mengamankan lingkungan sekitar saat anak mengalami kejang dengan memastikan tidak ada benda-benda yang dapat membahayakan sang buah hati.
3. Kejang epilepsi dapat menular.
Faktanya, kejang maupun kondisi epilepsi bukanlah penyakit yang bisa menular. Ini merupakan sebuah gejala, dan yang terpenting, kejang tidak selalu disebabkan oleh virus atau bakteri yang bisa menular ke orang lain.
4. Setiap anak yang kejang pasti epilepsi.
Orang dengan kondisi epilepsi biasanya akan memiliki gejala berupa kejang yang berulang. Akan tetapi, kejang yang pertama kali terjadi belum tentu menandakan adanya kondisi epilepsi.
Kejang sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti gegar otak, demam tinggi, atau gula darah rendah (hipoglikemia). Selain itu, perlu pemeriksaan yang lengkap untuk memastikan apakah seseorang mengalami epilepsi atau tidak.
5. Anak yang kejang memiliki kemampuan intelektual rendah.
Kemampuan otak memang dapat dipengaruhi oleh kondisi epilepsi, gangguan mental, dan gangguan intelektual. Akan tetapi, seorang anak yang mengalami kejang tidak berarti mereka memiliki kemampuan intelektual yang rendah atau pun gangguan mental.
Secara umum, seseorang yang pernah mengalami kejang atau memiliki kondisi epilepsi memiliki derajat intelektual yang sama dengan orang yang sehat.
6. Menonton video game atau kilatan cahaya dapat memicu kejang.
Dilansir dari Valley Children's Healthcare, hanya sekitar 30% dari orang-orang dengan kondisi epilepsi yang memiliki pemicu kejang.
Nah, menonton video game dan juga kilatan cahaya memang dapat menjadi pemicu mereka untuk kejang, tetapi ini sangatlah jarang terjadi.
Lebih lanjut, cara orang tua menghadapi anak yang sedang kejang juga merupakan suatu hal yang penting. Tujuan dari penanganan kejang pada anak adalah memastikan anak dalam keadaan aman, seperti dengan mengamankan posisi anak dan lingkungan sekitarnya.
Jika kejang sudah berhenti, Ayah dan Bunda bisa segera membawa anak ke dokter untuk menemukan penyebab dan upaya penanganan lebih lanjut.
Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
-
Referensi :
- NIH (2022). Seizure.
- Hopkinsmedicine. Seizures and Epilepsy in Children.
- Valley Children's Healthcare (2020). Epilepsy: 13 Epilepsy Myths Busted.