ornamen

Mengenal Demam Tifoid pada Anak dan Cara Mengatasinya

mybabymine.com - Demam tifoid adalah penyakit yang sering terjadi di Indonesia dan bisa berdampak fatal bagi penderitanya. Yuk, kenali lebih jauh tentang demam tifoid untuk melidungi buah hati Ayah dan Bunda!

Apa itu demam tiofid?


Demam tifoid adalah keadaan infeksi usus yang diikuti dengan penyebaran kuman ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan demam. Jika tidak segera ditangani, demam tifoid dapat menimbulkan komplikasi hingga kematian. 

Penyebab demam tifoid

Penyebab demam tifoid adalah infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat menginfeksi tubuh melalui kebersihan yang buruk, misalnya makanan yang tidak dicuci dengan baik, minuman yang terkontaminasi, dan makanan yang kurang matang.

Faktor yang menjadi risiko terjangkitnya demam tifoid adalah kondisi lingkungan yang terlalu padat penduduk dan sanitasi lingkungan yang buruk.

Bakteri baik di usus membantu melawan bakteri penyebab demam tifoid. Namun, pada anak-anak gizi buruk atau penggunaan antibiotik yang tidak rasional, akan membunuh atau melemahkan bakteri baik itu, sehingga bakteri penyebab demam tifoid lebih mudah untuk menembus dinding usus.

Demam tifoid dapat menyebabkan kerusakan sel-sel usus, yang berujung pada berlubangnya dinding usus.

Tanda dan gejala


Umumnya, gejala demam tifoid tidak memiliki tanda yang khas dan mirip dengan malaria, demam berdarah, atau radang usus yang lain.

Berikut adalah beberapa gejala demam tifoid:

  • Demam anak tangga (demam yang semakin hari, suhunya semakin tinggi), bahkan bisa mencapai 103-104 °F (39-40 °C).
  • Nyeri kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut, yang biasanya muncul setelah mual dan muntah.
  • Kembung.
  • Tidak nafsu makan.
  • Diare, mulai dari diare ringan hingga berat. Terkadang, juga dapat disertai dengan diare berdarah, yang menandakan adanya perlukaan dalam di permukaan usus. Hal ini merupakan keadaan gawat darurat, karena dapat menyebabkan kebocoran usus. Oleh sebab itu, segera bawa anak ke unit gawat darurat (UGD) jika hal ini terjadi.
  • Konstipasi, muncul setelah periode diare yang disebabkan oleh sumbatan saluran usus akibat pembesaran kelenjar getah bening.
  • Lapisan bening putih pada permukaan lidah (coated-tongue).

Tanda-tanda lain yang dapat muncul pada anak meliputi mata cekung, ubun-ubun cekung, atau air mata sedikit yang merupakan tanda dehidrasi akibat diare, terutama pada anak yang berusia di bawah 1 tahun. Selain itu, kondisi tidak nafsu makan dan demam juga meningkatkan kemungkinan dehidrasi. 

Cara mengatasi demam tifoid

Penanganan demam tifoid bertujuan untuk meredakan gejala dan membunuh kuman penyebab penyakit.

Beberapa hal yang dapat Ayah dan Bunda lakukan di rumah untuk membantu mengatasi demam tifoid pada anak adalah:

1. Beri air minum dan ASI yang cukup.


Asupan air, termasuk ASI, penting untuk menjaga kadar cairan tetap cukup dalam tubuh anak yang mengalami demam tifoid.

Diare, muntah, dan demam dapat menyebabkan pengeluaran cairan tubuh yang lebih cepat dan lebih banyak, sehingga anak berisiko dehidrasi.

Jika anak muntah saat minum, tetap berikan ASI atau air dengan frekuensi yang sering, meskipun jumlahnya sedikit.

2. Beri obat anti demam dan kompres hangat.

Demam tifoid bisa mencapai suhu yang tinggi dan berbahaya bagi anak. Oleh karena itu, pemberian obat anti demam dan kompres hangat dapat membantu meredakan gejala. 

Dalam kondisi yang lebih berat, demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk penanganan yang memadai.

Beberapa hal yang akan dilakukan dokter pada anak yang mengalami demam tifoid, meliputi:

  • Pemberian cairan infus, bertujuan untuk menjaga kadar cairan dalam tubuh, khususnya jika anak tidak mampu minum air atau ASI.
  • Pemberian antibiotik, untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Konsumsi antibiotik harus sampai habis untuk mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik tersebut, meskipun gejala sudah mereda.

3. Penanganan lainnya.

Komplikasi demam tifoid dapat terjadi di berbagai macam organ, seperti paru-paru dan otak.

Jika komplikasi terjadi di paru-paru, anak akan mengalami gejala sesak, sehingga dokter akan memberikan alat pemasang oksigen.

Jika berkomplikasi di otak, dokter akan memberikan obat anti radang, yaitu kortikosteroid untuk menghentikan peradangan di otak.

Pencegahan demam tifoid

1. Cuci tangan sebelum dan setelah makan.


Untuk mencegah penyebaran demam tifoid melalui makanan, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat membunuh kuman yang ada di tangan dan mencegahnya masuk ke dalam usus.

2. Mencuci makanan dan memasaknya hingga matang.

Kuman penyebab demam tifoid dapat menempel pada bahan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, mencuci makanan hingga bersih dapat mencegah penularan dan memasak makanan hingga matang dapat membunuh kuman penyebab penyakit.

3. Menjaga kebersihan lingkungan.

Buang air besar (BAB) di jamban dapat mencegah kontaminasi pada makanan dan air yang dikonsumsi sehari-hari.

Jika makanan dan air terkontaminasi oleh kotoran manusia yang menderita demam tifoid, kuman dapat masuk ke dalam usus dan menyebabkan infeksi.

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
  • Referensi :

    • Bhandari et al. Typhoid Fever. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
    • CDC (2022). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever.
    • Cleveland Clinic. Typhoid Fever.