Penggunaan Baby Walker Kini Dilarang, Kenapa?
mybabymine.com - Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak, terdapat tahapan yang harus dilaluinya. Salah satunya adalah proses berjalan, mulai dari berdiri hingga bisa berjalan dengan baik.
Ayah dan Bunda tentu akan membantu si Kecil dalam proses belajar berjalannya. Memegangi anak saat belajar berjalan hingga menggunakan alat bantu adalah bentuk usaha yang sering dilakukan.
Nah, penggunaan baby walker adalah salah satu pilihan umum bagi para orang tua. Namun, apakah Ayah dan Bunda tahu bahwa penggunaan baby walker kini sudah dilarang? Kira-kira, mengapa? Mari, simak artikel berikut!
Apa itu baby walker?
Baby walker sudah dikenal sejak abad ke-17 sebagai alat untuk membantu proses belajar berjalan anak. Alat ini tersusun atas kerangka seperti tempat duduk yang melingkari tubuh anak dengan meja di depannya. Si Kecil dapat berjalan ke mana saja jika ia diletakkan di atas alat tersebut.
Para orang tua yang menggunakan baby walker biasanya menganggap bahwa alat ini lebih praktis dan aman. Anak dapat berkeliling tanpa khawatir ia akan menabrak benda dan tentu saja, bisa diawasi sambil Ayah dan Bunda melakukan pekerjaan yang lain.
Bahaya dari penggunaan baby walker
Sayangnya, penggunaan baby walker kini sudah dilarang oleh para dokter anak di seluruh dunia. Mengapa?
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal Pediatrics, pada tahun 1990 hingga 2014, tercatat ada lebih dari 23.000 anak berusia kurang dari 15 bulan dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) di US akibat kecelakaan terkait baby walker.
Mayoritas kecelakaan yang terjadi adalah anak terjatuh di tangga dan melukai bagian kepala atau lehernya. Cedera yang dialami pun terkadang menjadi kondisi yang serius.
Seorang bayi atau anak yang berjalan menggunakan baby walker cenderung akan berada di posisi yang lebih tinggi dan bisa bergerak terlalu cepat. Kecepatan ini dipengaruhi oleh roda yang ada di baby walker tersebut.
Mereka dapat melaju ke mana pun yang ia mau, tanpa memahami apakah tempat tersebut berbahaya atau tidak. Mereka juga dapat menggapai barang-barang yang terletak di atas meja atau di tempat yang lebih tinggi.
Dalam kondisi tersebut, tentunya mereka sangat berisiko mengalami cedera atau kecelakaan, seperti:
- Jatuh dari tangga.
- Menabrak benda yang keras atau tajam.
- Terselip saat mereka bergerak.
- Dapat menggapai alat-alat elektronik atau kabel.
- Menuju ke area yang berbahaya, seperti dekat kompor.
- Dapat mengambil air panas atau benda berbahaya yang berada di atas meja.
- Dapat terjungkal ke permukaan tanah atau lantai yang tidak rata.
Baby walker dapat membantu anak cepat berjalan, benarkah?
Tidak seperti yang dipikirkan oleh para orang tua, baby walker justru tidak membantu anak cepat berjalan. Mengapa demikian?
Baby walker membuat si Kecil bergantung dengan alat tersebut, karena anak merasa dimudahkan untuk bergerak dan melaju kencang saat berada di atasnya.
Anak cenderung akan duduk dan hanya menggerakkan tungkai bawahnya (lutut ke bawah). Akibatnya, otot paha anak menjadi tidak kuat, sementara otot kakinya secara keseluruhan harus kuat untuk bisa berjalan.
Selain itu, anak juga cenderung berjalan dengan ujung jari kakinya dan tidak bisa melihat kakinya. Alhasil, kemampuannya untuk menyeimbangkan tubuh menjadi tidak sebaik saat ia belajar berjalan secara alami dan memperhatikan langkahnya.
Jadi, menggunakan baby walker sangat tidak mengajarkan anak untuk berjalan secara ideal.
Manfaat jika anak belajar berjalan secara alami
Karena persoalan itulah, Ayah dan Bunda sangat disarankan untuk menstimulasi anak berjalan dengan cara konvensional.
Secara umum, anak akan belajar merangkak, berdiri, dan merambat dengan memegang benda-benda di sekitarnya sebelum ia bisa berjalan.
Peran orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh dalam proses ini untuk memantau dan memastikan anak aman.
Berikut manfaat jika anak belajar berjalan secara alami:
- Proses belajarnya dapat dilalui dengan aman.
- Memperkuat otot kaki yang diperlukan untuk berjalan.
- Si Kecil mampu belajar keseimbangan dengan baik.
- Si Kecil bisa melihat kakinya yang dapat membantu proses berjalannya.
Kesimpulan
Baby walker kini sudah bukan lagi menjadi alternatif dalam proses belajar berjalan anak. Tentunya, sebagai orang tua, Ayah dan Bunda ingin memilih cara terbaik untuk sang buah hati. Jadi, pastikan untuk selalu mengawasi dan terlibat dalam setiap proses tumbuh kembangnya.
Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
-
Referensi :
- IDAI (2013). Penggunaan Baby Walker.
- Health Essentials (2021). Are Infant Walkers Safe? Here’s What New Parents Need to Know.
- Pregnancy Birth and Baby (2020). Baby Walkers.