Sudahkah Ayah dan Bunda Mengenal ADHD?

mybabymine.com - Sudahkah Ayah dan Bunda mengenal ADHD? ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas adalah gangguan perkembangan neuro-psikiatri yang umum terjadi pada anak.
Biasanya, penyakit ini didiagnosis pada anak berusia 3-7 tahun. Agar Ayah dan Bunda tahu lebih banyak tentang ADHD, yuk, simak artikel berikut!
Jenis ADHD
Ada 3 jenis ADHD yang perlu Ayah dan Bunda ketahui, yaitu:
- ADHD inatentif tanpa hiperaktivitas. Anak dengan ADHD jenis ini ditandai dengan ketidakmampuan atau kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
- ADHD impulsif-hiperaktif. Anak dengan tipe ini akan menunjukkan hiperaktivitas dan impulsif, tetapi tidak kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
- ADHD kombinasi. Jenis ini merupakan ADHD yang paling umum terjadi. Anak akan memiliki semua karakteristik, baik hiperaktif dan impulsif, maupun kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
Gejala anak dengan ADHD
Beberapa orang tua menyadari bahwa anak mereka menunjukkan perilaku yang berbeda dari anak seusia lainnya. Hal tersebut sering kali berawal dari laporan guru di sekolah yang menyatakan bahwa anak sulit berkonsentrasi dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Seorang anak dengan ADHD cenderung memiliki perkembangan otak yang berbeda dengan anak yang normal. Kondisi ini memengaruhi kemampuannya dalam memusatkan perhatian, tenang, dan kontrol diri, baik itu di sekolah, di rumah, maupun dalam lingkup pertemanannya.
Hal yang wajar jika anak-anak sulit untuk diminta lebih tenang dan memerhatikan dengan seksama. Namun, pada anak dengan ADHD, ini mungkin menjadi lebih berat dan lebih sering.
Berikut gejala yang umum ditunjukkan oleh anak dengan ADHD:
1. Kurangnya perhatian
Seorang anak dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam:
- Memusatkan perhatiannya, berkonsentrasi, hingga fokus pada suatu hal.
- Mendengarkan dengan seksama.
- Memperhatikan hal-hal detil.
- Menyelesaikan apa yang mereka mulai.
- Mengikuti perintah yang diberikan.
- Mengorganisir hal-hal di sekitarnya, seperti tugas atau aktivitas sehari-hari.
2. Hiperaktif
Seorang anak yang hiperaktif umumnya menunjukkan perilaku seperti:
- Tidak pernah lelah.
- Melakukan gerakan-gerakan yang berulang.
- Mudah bosan.
- Sulit untuk duduk diam atau tetap tenang.
- Lebih sering melompat-lompat, memanjat, hingga mengganggu orang lain.
- Berbicara secara berlebihan.
- Mengaburkan jawaban sebelum pertanyaan selesai.
- Sulit untuk menunggu giliran atau mengantri.
3. Impulsif
Anak yang impulsif juga menunjukkan sejumlah pertanda, seperti:
- Bertindak terlalu cepat sebelum berpikir.
- Melakukan hal-hal tanpa meminta izin hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.
- Memiliki reaksi emosi yang berlebihan.
- Tidak sedikit yang sampai melakukan hal-hal yang berbahaya.
Penyebab ADHD
Hingga saat ini, para peneliti terus berupaya untuk mencari tahu tentang penyebab dan faktor risiko terjadinya ADHD.
Walau pun penyebab pastinya belum diketahui, tetapi hasil penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam terjadinya ADHD.
Selain itu, terdapat beberapa kemungkinan faktor penyebab lain, seperti:
- Cedera kepala.
- Paparan terhadap logam berat saat hamil atau usia muda.
- Konsumsi alkohol saat hamil.
- Merokok saat hamil.
- Kelahiran prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu).
- Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Penelitian tidak membuktikan bahwa ADHD disebabkan oleh konsumsi gula berlebih, terlalu banyak menonton televisi, serta faktor pengasuhan dan lingkungan sosial. Hal-hal tersebut mungkin dapat menjadi penyebab gejala ADHD menjadi lebih parah, tetapi tidak pada semua anak.
Cara mengatasinya
Menerapkan pola hidup sehat sangatlah penting untuk seluruh anak, khususnya pada anak dengan ADHD, hal ini sangat ditekankan.
Hidup sehat menjadi pendamping dari terapi perilaku dan obat-obatan yang diberikan oleh dokter. Tujuan utamanya adalah meringankan gejala ADHD pada anak.
Berikut beberapa tips yang dapat Ayah dan Bunda lakukan:
- Menerapkan pola makan yang sehat, seperti makan banyak sayur, buah, gandum, dan sumber protein.
- Memenuhi kebutuhan aktivitas fisik sesuai dengan usia anak.
- Membatasi waktu screen time, termasuk dalam bermain HP, menonton TV, dan komputer.
- Pastikan anak tidur dengan cukup setiap malam sesuai dengan kebutuhannya.
Jika Ayah dan Bunda melihat si Kecil menunjukkan gejala ADHD, silahkan konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan merujuk si Kecil ke psikiater atau spesialis anak.
Lebih cepat diketahui, lebih cepat pula penanganan dapat diberikan, sehingga memudahkan si Kecil menjalani aktivitas sehari-harinya, baik itu di rumah, sekolah, dan kehidupan sosialnya.
Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
-
Referensi :
- CDC (2021). What is ADHD?
- NHS. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Nemours KidsHealth (2020). ADHD.
- Johns Hopkins Medicine. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children.