ornamen

Tahapan Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun

mybabymine.com - Ayah dan Bunda pasti akan melihat si buah hati yang awalnya hanya bisa merangkak kini mampu berlarian di halaman rumah, yang sebelumnya hanya bisa mengucap kata "mama" kini sudah fasih menyebut nama-nama hewan dan tumbuhan.

Hal tersebut merupakan bukti nyata dari perkembangan pada si buah hati. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan fungsi tubuh yang tidak bisa diukur dengan angka secara kuantitatif.

Serupa dengan pertumbuhan, perkembangan juga sangat perlu dipantau saat masa tumbuh kembangnya. Pemantauan ini tentu saja bertujuan untuk melihat apakah si buah hati berkembang sesuai usia atau tidak.

Walaupun perkembangan terjadi sesuai fase usia, tidak berarti semua bayi memiliki fase yang sama. Sebagai contoh, seorang anak harus mampu duduk sendiri di usia 6-9 bulan sehingga ada anak yang duduk di usia 6 bulan dan ada yang baru bisa duduk di usianya yang ke-8 bulan. 

Tidak perlu khawatir ya Ayah dan Bunda. Untuk mengetahui lebih lengkap seperti apa fase perkembangan yang lengkap sesuai usia si buah hati, simak artikel di bawah ini ya.

Tahapan perkembangan anak usia 1-3 tahun

Perkembangan anak dibagi menjadi 5 domain atau kategori, yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan bicara, personal sosial, dan kognitif. 

Motorik kasar meliputi kemampuan seorang anak untuk bergeran dengan otot-otot besarnya. Motorik halus, seperti kemampuan seorang anak mengambil benda dengan jarinya menggunakan otot-otot kecilnya.

Bicara dan bahasa meliputi kemampuannya berkomunikasi dengan verbal maupun non-verbal. Personal sosial adalah tentang kemampuannya berinteraksi dengan sekitar.

Serta, kognitif merupakan kemampuan seorang anak menggunakan kemampuan berpikirnya, seperti mengingat, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Berikut tahapan perkembangan anak sesuai usianya:

12-18 bulan

  • Berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Memungut benda dengan membungkuk lalu berdiri kembali
  • Berjalan mundur sebanyak 5 langkah
  • Mengucapkan kata "mama" atau "papa" untuk memanggil orang tua
  • Menumpuk dua buah kubus
  • Memasukkan kubus ke dalam kotak
  • Menunjuk benda yang ia sukai
  • Mengeluarkan suara yang menyenangkan
  • Memiliki kosakata sekitar 2-15 kata
  • Mampu memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing
  • 18-24 bulan

Berjalan tanpa berpegangan selama 30 detik

  • Berjalan dengan tegap tanpa bergoyang
  • Bertepuk tangan
  • Melambai-lambaikan tangan
  • Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
  • Menggelindingkan bola ke arah tujuan
  • Mampu menyebutkan 3-6 kata yang berarti
  • Menumpuk kubus lebih dari 2 buah
  • Mampu memegang cangkir sendiri 
  • Mulai belajar makan dan minum sendiri
  • Mulai mampu membuka pakaiannya sendiri
  • 24-36 bulan
  • Mampu berjalan menaiki tangga dengan sendirinya
  • Mencoret-coret di sebuah bidang (kertas atau tembok)
  • Menunjuk 1 atau lebih bagian dari tubuh dengan benar
  • Berbicara dengan fasih dengan 2 kata
  • Mampu menyebut nama 2 benda atau lebih 
  • Mampu membantu mengambil mainan atau barang sendiri atau mengangkat piring jika diminta
  • Mulai belajar makan dengan sendork dan garpu sendiri
  • Mampu melepaskan pakaiannya sendiri tanpa bantuan

Tahapan perkembangan di atas merupakan tahapan yang ideal menurut usia si buah hati. Tahapan tersebut menjadi patokan dalam menilai tumbuh kembang sang anak.

Pemantauan perkembangan ini dapat dilakukan sejak lahir dengan waktu setiap 3 bulan. Dokter akan memeriksa sang anak menggunakan sebuah kuesioner yang sudah tervalidasi yang disebut dengan kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) yang bisa digunakan sejak anak berusia 3 bulan hingga 6 tahun.

KPSP ini dapat digunakan untuk menilai apakah si buah hati mengalami keterlambatan dalam perkembangan atau sudah berkembang secara optimal. 

Tumbuh kembang pada anak tentu saja sangat dipengaruhi oleh peran orang tua. Orang tua harus rutin menstimulasi kemampuan anak dengan berbagai macam cara termasuk bermain, serta memberikan nutrisi yang terbaik untuk si buah hati.

Waktu yang diberikan oleh orang tua untuk si buah hati sangatlah berarti dalam proses tumbuh kembangnya.

Jika Ayah dan Bunda menemui si buah hati tampak terlambat jauh perkembangannya dari anak-anak seusianya, Ayah dan Bunda harus segera menemui dokter anak sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut.

Dengan deteksi dini, maka akan lebih cepat diketahui penyebab keterlambatannya dan juga pengobatan yang sesuai.

Editor & Proofreader: Putri Rahayu
  • Referensi :

    • Kemenkes RI, (2016). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. 
    • Narendra MB, (2008). Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak.
    • IDAI, (2013). Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak.