ornamen

Waspadai Kerusakan Gigi pada Anak, Ini Penjelasannya!

mybabymine.com - Kerusakan gigi pada anak dapat menjadi masalah serius jika tidak ditangani dalam waktu yang lama.

Kerusakan gigi adalah penyakit pada gigi yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, dan bisa terjadi pada anak-anak, apalagi jika Ayah dan Bunda tidak memperhatikan asupan makanannya.

Pelajari lebih lanjut tentang penyebab karies anak usia dini, atau kerusakan gigi pada anak, dan bagaimana mencegahnya di sini!

Kapan anak mulai mengalami kerusakan gigi?


Karies anak usia dini (ECC), istilah umum yang digunakan oleh dokter gigi untuk menggambarkan kerusakan gigi anak usia dini, dapat terjadi pada anak-anak di bawah usia 6 tahun.

ECC parah didiagnosis untuk anak-anak di bawah 3 tahun apabila menunjukkan tanda-tanda pembusukan gigi.

Penyakit gigi biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk berkembang. Tanda awal yang umum dari penyakit ini adalah penampilan garis putih, buram, dan berkapur pada gigi. Bahkan, terdapat titik ketika gigi bertemu gusi.

Jika tidak ditangani, gejala ini terus berkembang, kemudian menyebar ke gigi yang lain. Juga, membentuk lubang pada gigi yang terkena.

Berikut penyakit gigi yang biasa dialami oleh anak-anak:

1. Karies

Penyebab karies anak usia dini, termasuk bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi, kebersihan mulut yang buruk, dan kebiasaan konsumsi makanan atau minuman yang manis.

Faktor lain, termasuk menyikat gigi yang tidak efektif, mengonsumsi susu, jus, serta minuman manis sepanjang malam. Bahkan, membiarkan si Kecil tertidur sambil mengisap dot yang berisi minuman manis juga dapat menyebabkan karies anak usia dini.

2. Gigi berlubang

Kerusakan gigi adalah kerusakan atau kehancuran dari enamel gigi, yaitu permukaan luar gigi yang keras. Kondisi ini dapat menyebabkan gigi berlubang, alias terbentuknya lubang di gigi.

Masalah gigi ini dapat disebabkan oleh bakteri dan hal-hal lain, termasuk ketika makan makanan yang mengandung karbohidrat (gula dan pati), seperti susu, soda, kismis, permen, kue, jus buah, sereal, dan roti.

Bakteri yang biasanya hidup di mulut akan mengubah makanan ini menjadi zat asam. Kombinasi bakteri, makanan, asam, dan air liur membentuk zat yang disebut plak yang menempel pada gigi.

Seiring waktu, asam yang dibuat oleh bakteri menggerogoti enamel gigi dan menyebabkan rongga.

Siapa saja yang berisiko mengalami kerusakan gigi?


Semua anak memiliki bakteri di mulut mereka. Kerusakan gigi sudah menjadi hal yang biasa dialami oleh si Kecil.

Namun, beberapa hal berikut dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi pada anak, di antaranya:

  • Tidak dibiasakan menyikat gigi sebelum tidur.
  • Kerap kali mengonsumsi makanan manis.
  • Kebiasaan makan makanan asam dan lengket, juga bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi si Kecil.
  • Kebiasaan mengisap botol atau pacifier yang berdampak pada penumpukan bakteri.

Ciri kerusakan gigi yang dialami si Kecil

  • Nyeri di sekitar gigi.
  • Sensitivitas terhadap makanan tertentu, seperti permen dan minuman panas atau dingin.
  • Rasa ngilu.
  • Terkadang bengkak.

Bagaimana kerusakan gigi didiagnosis pada seorang anak?

Dokter gigi anak umumnya dapat mendiagnosis kerusakan gigi berdasarkan:

  • Riwayat medis si Kecil.
  • Pemeriksaan gigi.
  • X-ray gigi, atau melakukan panoramic di laboratorium khusus gigi dan mulut.

Bagaimana mengobati kerusakan gigi pada si Kecil?


Pengobatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan anak. Juga, akan tergantung pada seberapa parah kondisinya.

Dalam kebanyakan kasus, perawatan dengan menghilangkan bagian gigi yang membusuk atau menambalnya dengan bahan yang ditempatkan di gigi untuk memperbaiki kerusakan gigi. Ini disebut juga dengan restorasi.

Nah, ada berbagai jenis tambalan, di antaranya:

  • Restorasi langsung: membutuhkan kunjungan tunggal untuk menempatkan isian langsung ke dalam lubang yang disiapkan. Tambalan ini dapat dibuat dari bubuk kaca perak, halus, asam akrilik, atau resin. 
  • Restorasi tidak langsung: mungkin memerlukan 2 atau lebih kunjungan. Ini termasuk inlay, onlays, veneer, dan mahkota. Ini dibangun dengan emas, paduan logam dasar, keramik, atau komposit. Banyak dari bahan ini bisa terlihat seperti enamel gigi alami.

Tips mencegah kerusakan gigi pada anak


  • Ajarkan si Kecil menyikat gigi sejak dini, bahkan setelah si Kecil mulai tumbuh gigi pertamanya. Sikat gigi, lidah, dan gusi selama 2 menit 2 kali sehari dengan pasta gigi fluoride atau perhatikan saat anak menyikat gigi.
  • Untuk anak-anak yang lebih muda dari 3 tahun, gunakan hanya sedikit pasta gigi, seukuran butiran beras. Hingga anak berusia 3 tahun, barulah bisa menggunakan pasta gigi seukuran kacang polong.
  • Ajarkan juga menggunakan benang gigi setiap hari setelah berusia 2 tahun.
  • Pastikan si Kecil makan diet seimbang. Batasi makanan ringan yang lengket dan tinggi gula, termasuk keripik, permen, dan kue.
  • Cegah transfer bakteri dari mulut ke anak. Jangan berbagi peralatan makan dan jangan membersihkan dot bayi dengan air liur Bunda.
  • Jika si Kecil menggunakan botol pada waktu tidur, hanya masukkan air di dalamnya. Jus atau susu formula mengandung gula yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.
  • Jangan lupa ajarkan anak rutin ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan.

Kerusakan gigi disebabkan oleh bakteri di mulut. Bakteri ini membuat zat lengket yang disebut plak yang dapat menggerogoti gigi.

Tidak menjaga kebersihan gigi, dapat meningkatkan risiko anak mengalami kerusakan gigi. Jadi, jangan lupa untuk mengajarkan si Kecil menyikat gigi secara rutin, di pagi dan malam hari sebelum tidur.

  • Referensi :

    • Health Hub. Early Childhood Caries: Tooth Decay in Children.
    • Healthline (2020). What to Do If Your Child Has a Cavity — and How to Prevent More.
    • University of Rochester Medical Center. Tooth Decay in Children.