ornamen

Yuk, Optimalkan Kemampuan Motorik Kasar Anak dengan Cara Ini!

mybabymine.com - Kita sering mendengar bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Tumbuh kembang anak perlu upaya yang optimal untuk mencapai potensinya yang maksimal. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kemampuan motorik kasarnya.

Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu kemampuan motorik kasar dan motorik halus.

Kemampuan motorik kasar membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, sehingga mulai terbentuk ketika kemampuan keseimbangan dan koordinasi anak sudah berkembang layaknya orang dewasa. 

Ayah Bunda, yuk, cari tahu lebih banyak tentang kemampuan motorik kasar pada anak dan cara mengoptimalkannya dalam artikel berikut!

Perkembangan kemampuan motorik kasar anak sesuai usia


Berikut perkembangan kemampuan motorik kasar anak yang dapat diamati dengan mudah sesuai dengan usianya:

  • 0-3 bulan: sudah bisa menggerakkan kepala dari kanan atau kiri ke tengah dan mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
  • 3-6 bulan: sudah bisa mempertahankan kepala tegak setinggi 90 derajat dan bisa berbalik dari telungkup ke terlentang.
  • 6-9 bulan: sudah bisa duduk sendiri, merangkak, dan mulai belajar berdiri.
  • 9-12 bulan: mulai bisa berdiri selama 30 detik atau berdiri dengan berpegangan, dan sudah mulai bisa belajar dengan dituntun.
  • 12-18 bulan: sudah bisa berdiri sendiri, berjalan mundur 5 langkah, dan membungkuk mengambil mainan, lalu berdiri kembali.
  • 18-24 bulan: sudah bisa berjalan tanpa terhuyung-huyung.
  • 2-3 tahun: sudah bisa naik tangga sendiri.
  • 3-4 tahun: sudah bisa melompat dengan kedua kakinya diangkat, naik sepeda roda tiga, dan berdiri dengan 1 kaki selama 2 detik.
  • 4-5 tahun: sudah bisa menari, melompat-lompat 1 kaki, dan berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik.
  • 5-6 tahun: sudah bisa berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik atau berjalan lurus. 

Bagaimana cara menstimulasi perkembangan motorik kasar si Kecil?


Berikut beberapa cara menstimulasi kemampuan motorik kasar pada anak:

  1. Dilakukan dengan rasa cinta dan kasih. 
  2. Dilakukan sesuai dengan umur anak, bertahap, berkelanjutan, dan disesuaikan dengan kemampuan dasar anak. 
  3. Dilakukan dengan cara yang menyenangkan, seperti bermain, bernyanyi yang bervariasi tanpa ada paksaan dan hukuman.
  4. Dilakukan dengan memanfaatkan permainan atau alat bantu yang aman, sederhana, dan mudah didapatkan di sekitar rumah.
  5. Mencontohkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak adalah peniru yang baik.
  6. Memberikan kesempatan yang sama untuk anak laki-laki dan perempuan.
  7. Memberikan pujian jika anak berhasil, dan bila perlu, berikan hadiah yang sesuai dengan usia anak.

Tips memilih mainan sesuai dengan tahapan perkembangan motorik anak

Berikut tips memilih mainan untuk si Kecil sesuai dengan tahapan perkembangan motoriknya:

1. Anak umur 0-6 bulan: icik-icik.

Masa 6 bulan pertama kehidupan, anak mulai meningkatkan fungsi penglihatan dan pendengarannya, sehingga anak suka melihat dan mengikuti gerak benda, atau suka berpaling jika mendengar suara yang ada di dekatnya.

2. Anak umur 7-12 bulan: boneka, mobil plastik, mainan kubus.

Di usia 7-12 bulan, anak sudah mulai mengalami perkembangan motorik kasar yang pesat, sehingga anak suka mencari benda yang disembunyikan, lalu mengembalikannya.

3. Anak umur 1-2 tahun: buku cerita bergambar, telepon, binatang dari plastik, dan puzzle.

Di usia 1-2 tahun, anak sudah bisa berbicara dengan kalimat sederhana, sehingga mainan yang cocok untuknya sudah seperti mainan untuk anak prasekolah, tetapi tingkat kerumitannya masih sederhana. 

4. Anak umur 2 tahun: puzzle, lego.

Selain permainan yang dilakukan dapat lebih rumit, anak umur 2 tahun sebaiknya diajak untuk melakukan aktivitas fisik, seperti melompat, memanjat, dan bergelantungan. 

5. Anak umur 3-6 tahun: board games, kubis, lego, puzzle, sepeda, bola.

Anak usia prasekolah senang bermain dengan anak-anak yang lain, sehingga anak sudah dapat bermain dengan aturan khusus. Bermain di alam juga dapat dilakukan, mengingat kemampuan motorik kasar anak sudah lebih baik.

6. Anak usia sekolah: monopoli, catur, scrabble, sepeda, skateboard, lompat tali, engklek, ular naga, layangan.

Di usia sekolah, anak cocok bermain permainan yang mengasah kemampuan berperan, ketangkasan, dan kreativitasnya. 

Selain cara menstimulasi kemampuan motorik kasar anak yang harus diperhatikan, orang tua juga perlu mengenal tanda-tanda bahaya dalam fase perkembangannya.

Meskipun setiap anak memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda, tetapi ada hal-hal yang menjadi tanda bahaya, yang mengharuskan anak segera memperoleh tatalaksana yang tepat. 

Adapun tanda-tanda bahaya dalam perkembangan kemampuan motorik kasar pada anak, di antaranya:

  • Gerakan yang tidak seimbang antara bagian tubuh kanan dan kiri.
  • Gangguan refleks tubuh.
  • Gangguan kekuatan otot.
  • Masih ditemukan refleks-refleks bawaan saat bayi lahir.
  • Gerakan yang tidak terkontrol.

Jika si Kecil mengalami salah satu dari kondisi di atas, sebaiknya segera periksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, agar ditangani dengan cara yang tepat dan tumbuh kembangnya pun terpantau dengan baik.

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita

  • Referensi :

    • IDAI (2017). Pemilihan Mainan Anak sesuai Fase Perkembangan.
    • IDAI (2013). Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak.
    • Iswantiningtyas et al. 2015. Meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini melalui permainan tradisional gobak sodor. Pijar Nusantara. 1 (3): 249-251.
    • Depkes RI (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Interensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.