ornamen

6 Penyebab Berat Badan Anak Sulit Naik

mybabymine.com - Selama masa pertumbuhan, penambahan berat badan anak merupakan parameter yang sangat penting untuk selalu dipantau. Si buah hati harus mengalami kenaikan berat badan di setiap bulannya.

Seperti yang Ayah dan Bunda ketahui, setiap bulan anak akan diukur pertumbuhannya di fasilitas kesehatan yang para orang tua kunjungi. Jika berat badan anak tidak naik, stagnan, atau turun, Ayah dan Bunda pastinya akan khawatir.

Jadi, yuk kenali faktor penyebab berat badan anak sulit naik!

Kenapa berat badan anak sulit naik?


Secara umum, penyebab berat badan anak sulit naik adalah karena kekurangan gizi. Namun, ada beberapa faktor yang mendasari kondisi ini, seperti:

1. Pemberian ASI tidak optimal akibat pelekatan yang kurang tepat

Pelekatan saat menyusui merupakan kunci berhasilnya proses menyusui.

Bunda harus tahu bagaimana metode pelekatan yang tepat, agar bayi mendapatkan ASI yang cukup, serta pengosongan payudara lebih maksimal.

Jika pelekatan tidak baik, maka bayi tidak akan merasa kenyang setelah ia menyusu. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan kalorinya tidak terpenuhi dengan cukup.

2. Bayi jarang menyusu

Seperti yang kita ketahui, bahwa bayi memiliki waktu tidur yang lebih lama. Namun, mereka memiliki kebutuhan untuk menyusu sekitar 2-3 jam sekali.

Jika Bunda tidak membangunkan si Kecil untuk menyusu, ia pun akan jarang menyusu. Akibatnya, asupan gizi yang seharusnya ia dapatkan dengan cukup, akan kurang jika tidak diberikan secara rutin dan teratur.

3. Penakaran susu formula yang tidak tepat

Susu formula telah diformulasikan nutrisinya sesuai dengan takaran sajiannya.

Ketika menyiapkan susu formula untuk si Kecil, pastikan Ayah dan Bunda melakukannya sesuai dengan instruksi yang ada di kemasan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap kalori yang masuk ke tubuh si Kecil.

Jika takaran susu terlalu sedikit sedangkan jumlah airnya banyak, maka susu lebih encer dan kandungan kalorinya lebih sedikit. Alhasil, asupan nutrisi untuk si Kecil tidak memenuhi jumlah yang seharusnya.

4. Luka atau infeksi pada mulut anak

Jika anak mengalami luka atau infeksi di bagian mulutnya, tentu ia akan kesakitan saat menyusu atau makan. Ayah dan Bunda harus mengecek apabila si Kecil sering menangis atau cepat menghentikan proses menyusunya.

Permasalahan ini perlu diatasi terlebih dahulu, agar proses menyusunya lancar dan asupan nutrisinya tercukupi dengan baik.

5. Gangguan penyerapan nutrisi

Nutrisi yang didapatkan dari ASI maupun susu formula atau MPASI, dapat digunakan oleh tubuh setelah melalui proses penyerapan di dalam usus.

Oleh sebab itu, gangguan penyerapan nutrisi, seperti adanya peradangan pada usus, dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi. Akibatnya, berimbas pada berat badan anak yang sulit naik.

6. Mengidap penyakit tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular kronis yang paling sering menyerang paru-paru. Terlebih lagi, daya tahan tubuh anak belum cukup kuat untuk melawan patogen penyebab penyakit.

Jika anak terinfeksi oleh bakteri penyebab TBC, maka akan terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuhnya. Akibatnya, ia akan sulit mengalami kenaikan berat badan.

Lantas, berapa penambahan berat badan anak yang baik?


Kenaikan berat badan anak tidak hanya dilihat dari apakah ia bertambah gemuk atau tidak.

Berat badan yang bertambah juga mencakup adanya peningkatan massa tulang, sehingga anak yang bertambah berat badannya tidak selalu terlihat lebih gemuk.

Penambahan berat badan di usia 2 bulan hingga 2 tahun sangatlah signifikan, sehingga bisa dipantau dengan melihat kurva pertumbuhan.

Kurva pertumbuhan yang kini digunakan adalah kurva yang dirancang oleh World Health Organization (WHO) dan terbagi menjadi 3, yaitu:

  1. Berat badan sesuai usia.
  2. Berat badan sesuai panjang badan.
  3. Panjang badan sesuai usia.

Interpretasi dari kurva tersebut biasanya akan dilakukan oleh dokter, bidan, atau perawat yang memeriksa. Dalam hal ini, akan dilihat dari batas z-score atau persentil dari kurva tersebut.

Jika anak mengalami kenaikan berat badan yang baik, seharusnya titik akan selalu berada di dalam batas normal. 

Selain menggunakan kurva pertumbuhan, terdapat tabel pertambahan berat badan normal anak yang disederhanakan oleh WHO seperti berikut:

  • Usia 0-2 bulan: 1469-2368 gram.
  • Usia 2-4 bulan: 989-1667 gram.
  • Usia 4-6 bulan: 609-1189 gram.
  • Usia 6-8 bulan: 386-944 gram.
  • Usia 8-10 bulan: 253-803 gram.
  • Usia 10-12 bulan: 188-748 gram.
  • Usia 12-14 bulan: 150-724 gram.
  • Usia 14-16 bulan: 128-723 gram.
  • Usia 16-18 bulan: 117-738 gram.
  • Usia 18-20 bulan: 99-738 gram.
  • Usia 20-22 bulan: 78-733 gram.
  • Usia 22-24 bulan: 50-710 gram.

Saat bayi baru lahir, ia akan mengalami penurunan berat badan dalam beberapa hari setelahnya. Penurunan badan yang terjadi hanya sekitar 7-10% dari berat badan lahir, karena pengurangan cairan setelah ia lahir.

Namun, setelah itu bayi akan mengalami kenaikan berat badan, karena nutrisi yang ia peroleh dari ASI. Hingga di bulan pertama setelah kelahiran, anak bisa mengalami kenaikan berat badan hingga 30 gram per hari. 

Ketika Ayah dan Bunda mengantarkan si Kecil untuk imunisasi, secara otomatis bidan, perawat, atau dokter akan memeriksa berat badan, panjang badan, serta lingkar kepalanya.

Hasil dari pengukuran tersebut akan diplot ke dalam kurva pertumbuhan untuk melihat apakah pertumbuhan si Kecil sudah sesuai dengan usia dan berat badannya.

Kesimpulan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan berat badan anak sulit naik, tetapi secara garis besar, karena kekurangan gizi. Maka dari itu, melakukan pemantauan berat badan sangat penting untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak sejak dini.

Jadi, pastikan Ayah dan Bunda rajin untuk menimbang si Kecil, ya!

Editor & Proofreader: Afrillia Yenita
  • Referensi :

    • Ibupedia. Waspadai Ini, 3 Penyebab Berat Badan Bayi Tidak Naik.
    • KidsHealth. Your Newborn's Growth.
    • theAsianparent. 6 Penyebab Berat Badan Bayi Susah Naik, Jangan Sampai Terabaikan!
    • WHO. Simplified Filed Tables.